Apakah “Online Secara Kronis” Merupakan Pertanda Sesuatu yang Lebih?

35

Istilah “online kronis” telah menjadi ungkapan umum, sering kali digunakan untuk menggambarkan selebritas yang terpaku pada ponsel atau rekan kerja mereka yang tenggelam dalam perdebatan digital. Namun, dalam diskusi baru-baru ini seputar tindakan kekerasan, seperti kasus Tyler Robinson, yang dituduh membunuh aktivis sayap kanan Charlie Kirk, istilah tersebut menjadi lebih serius. Namun apa sebenarnya yang dimaksud dengan “online secara kronis”, dan apakah ini merupakan kekhasan yang tidak berbahaya atau merupakan indikator potensial dari masalah mendasar?

Mendefinisikan “Online Secara Kronis”

“Online kronis” menggambarkan seseorang yang menghabiskan banyak waktu di platform perpesanan, media sosial, dan video game. Namun, definisi tersebut masih ambigu. Carlos Gershenson-Garcia, seorang profesor inovasi di SUNY Binghamton, mencatat bahwa tidak ada kesepakatan mengenai apa yang dimaksud dengan “terlalu banyak” waktu online, karena hal tersebut bergantung pada aktivitas yang dilakukan. Menghabiskan 40+ jam seminggu di internet untuk bekerja berbeda dengan menghabiskan jumlah waktu yang sama untuk menelusuri media sosial atau bermain game online.

Ungkapan ini mendapat perhatian selama pandemi COVID-19 ketika lockdown membatasi aktivitas offline, sehingga mendorong banyak orang menghabiskan lebih banyak waktu untuk online. Meskipun penggunaan awal sering kali berfokus pada menunjukkan kebiasaan internet yang unik seperti penggunaan jargon online eksklusif, istilah ini telah berkembang untuk menggambarkan pengalaman yang lebih dalam di ruang virtual dan potensi perilaku bermasalah.

Melampaui Obsesi yang Tidak Berbahaya: Potensi Resiko

John Fitzgerald, seorang profesor bahasa Inggris di Salem State University, percaya bahwa aspek “kronis” dari istilah tersebut menunjukkan suatu kondisi klinis, bukan tentang waktu yang dihabiskan di dunia maya, melainkan tentang keterlibatan seseorang dalam ruang-ruang tersebut. Perendaman ini dapat mengarah pada berkembangnya hubungan parasosial dengan selebriti dan investasi dalam perselisihan online, sebagaimana dibuktikan oleh situasi Nick Minaj vs. Cardi B..

Istilah ini sering dikaitkan dengan penjelajahan ke sudut-sudut gelap internet, seperti yang dicatat oleh Gubernur Utah Spencer Cox ketika menggambarkan aktivitas online Tyler Robinson. Munculnya kekhawatiran mengenai chatbot AI dan fenomena “psikosis AI”, yaitu individu kehilangan kontak dengan kenyataan karena hubungannya dengan AI, semakin memperumit masalah ini. Namun, tidak ada istilah yang merupakan diagnosis klinis, sehingga menyoroti kurangnya pedoman yang jelas untuk mengidentifikasi dan mengatasi perilaku internet yang tidak sehat.

Mengenali Tanda Peringatan

Saed D. Hill, seorang psikolog dan pelatih maskulinitas, menekankan bahwa perilaku online yang berbahaya muncul jika digabungkan dengan faktor tidak sehat lainnya. Ini termasuk:

  • Isolasi sosial: Mundur dari koneksi dunia nyata.
  • Sistem kepercayaan yang kaku: Perkembangan pemikiran “kita versus mereka”.
  • Agresi: Permusuhan terhadap kelompok tertentu.
  • Masalah dalam hubungan: Kesulitan membentuk dan mempertahankan hubungan yang sehat.

Masalah-masalah ini dapat diperburuk oleh penyalahgunaan narkoba, akses terhadap senjata, dan ruang gaung yang diciptakan oleh platform media sosial.

Mencari Bantuan dan Dukungan

Jika Anda khawatir dengan perilaku online orang yang Anda sayangi, Hill merekomendasikan untuk mendorong mereka berpartisipasi dalam aktivitas offline dan lebih terlibat dengan mereka. Konseling dan terapi juga dapat bermanfaat. Ingat, berhubungan dengan manusia lain untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi adalah solusi yang lebih efektif daripada mencari hiburan di ruang gema digital.

Jika Anda merasa ingin bunuh diri atau mengalami krisis kesehatan mental:

  • Hubungi atau SMS 988 Suicide & Crisis Lifeline di 988.
  • Ngobrol di 988lifeline.org.
  • Hubungi Trans Lifeline di 877-565-8860.
  • Hubungi Proyek Trevor di 866-488-7386.
  • Ketik “MULAI” ke Baris Teks Krisis di 741-741.
  • Hubungi Saluran Bantuan NAMI di 1-800-950-NAMI.

Prevalensi istilah “online kronis” menandakan meningkatnya kesadaran akan potensi dampak buruk dari penggunaan internet yang berlebihan. Meskipun kita mungkin menganggap hal ini sebagai pengamatan yang main-main, hal ini mungkin juga mengindikasikan masalah yang lebih dalam—terkikisnya koneksi di dunia nyata dan potensi radikalisasi dan kekerasan. Identifikasi dan intervensi dini, dikombinasikan dengan peningkatan sumber daya kesehatan mental, mungkin menjadi kunci untuk mengatasi tantangan yang terus berkembang ini