Edge AI dan Keamanan Jaringan: Pergeseran Penting untuk Bisnis

3

Usaha kecil dan menengah (UKM) dengan cepat mengintegrasikan kecerdasan buatan (AI) ke dalam operasional, melampaui aplikasi perusahaan tradisional. Dari asisten pintar di bidang ritel hingga analisis prediktif di bidang perawatan kesehatan, AI kini diterapkan di etalase toko, klinik, gudang, dan kantor jarak jauh. Ini bukan hanya tentang mengadopsi AI; ini tentang di mana AI berjalan. Trennya adalah peralihan beban kerja dari pusat data terpusat ke “edge” — lokasi fisik tempat pekerjaan dilakukan dan pelanggan berinteraksi.

Desentralisasi ini menjanjikan wawasan yang lebih cepat, operasi yang lebih andal, dan daya tanggap yang lebih baik. Namun, hal ini juga secara mendasar mengubah tuntutan infrastruktur jaringan. Lokasi edge memerlukan bandwidth yang konsisten, jalur data real-time, dan kemampuan pemrosesan lokal dibandingkan ketergantungan terus-menerus pada cloud. Masalah utamanya adalah keamanan sering kali tertinggal dibandingkan konektivitas karena perusahaan terburu-buru menerapkan solusi AI.

Mengapa Beralih ke Edge AI?

Perusahaan-perusahaan memindahkan AI ke tingkat yang lebih tinggi karena tiga alasan utama:

  1. Responsivitas Real-Time: Beberapa keputusan tidak dapat mentoleransi latensi cloud. Mengidentifikasi barang-barang di rak, mendeteksi anomali medis, atau mengenali bahaya keselamatan memerlukan tindakan segera.
  2. Ketahanan dan Privasi: Menjaga data tetap lokal mengurangi ketergantungan pada sistem terpusat, meminimalkan waktu henti, dan menjaga kedaulatan data. Hal ini sangat penting untuk kepatuhan dan penanganan informasi sensitif.
  3. Mobilitas dan Kecepatan Penerapan: UKM dengan operasi terdistribusi (tim jarak jauh, lokasi pop-up, hub musiman) memerlukan penerapan alat AI secara cepat tanpa menunggu pembangunan infrastruktur yang rumit. Konektivitas nirkabel, termasuk 5G, memungkinkan kelincahan ini.

Kesenjangan Keamanan yang Meningkat

Ketika konektivitas berkembang lebih cepat dibandingkan keamanan, kerentanan pun muncul. Perusahaan mungkin menggunakan kamera atau sensor berkemampuan AI tanpa menetapkan kebijakan keamanan yang jelas. Klinik mungkin menyediakan perangkat seluler dengan segmentasi lalu lintas yang tidak memadai, dan gudang mungkin bergantung pada koneksi Wi-Fi, kabel, dan seluler yang tidak cocok untuk operasi berbasis AI. Setiap situs edge secara efektif menjadi pusat data mini yang tidak terpantau.

Permukaan serangan meluas secara dramatis. Sebuah toko ritel dapat memiliki kamera, sensor, sistem POS, dan perangkat staf yang semuanya berbagi titik akses yang sama. Sebuah klinik mungkin menjalankan alat diagnostik, tablet, dan konsultasi video secara bersamaan. Lantai produksi mungkin menggabungkan robotika, sensor, dan platform analitik… semuanya saling berhubungan dengan pengawasan keamanan minimal.

Zero Trust: Suatu Kebutuhan di Tepian

Konsep jaringan “dalam” tradisional tidak berfungsi ketika AI didistribusikan ke beberapa lokasi. Setiap toko, klinik, atau lokasi lapangan menjadi lingkungan mikro tersendiri. Zero trust menawarkan kerangka kerja untuk mengelola kompleksitas ini dengan memverifikasi identitas, bukan lokasi, terus mengautentikasi pengguna dan perangkat, dan mengelompokkan akses untuk membatasi pergerakan lateral jika terjadi pelanggaran.

Tidak adanya kepercayaan berarti:

  • Akses diberikan berdasarkan siapa pengguna atau perangkat, bukan di mana mereka berada.
  • Kepercayaan tidaklah permanen; otentikasi dievaluasi ulang terus menerus.
  • Segmentasi mencegah penyerang bergerak bebas antar sistem.

Pendekatan ini penting karena banyak perangkat edge tidak dapat menjalankan perangkat lunak keamanan tradisional. Konektivitas seluler yang aman dan verifikasi identitas berbasis SIM membantu mengautentikasi perangkat IoT, router 5G, dan sensor yang mungkin diabaikan oleh tim TI.

Jaringan Aman Secara Default: Masa Depan AI di Edge

Pergeseran arsitektur yang signifikan sedang berlangsung: jaringan dirancang dengan otentikasi, segmentasi, dan pemantauan yang dibangun sejak awal. Alih-alih menempatkan keamanan di atas konektivitas, keduanya justru digabungkan. Solusi seperti platform SASE T-Mobile for Business (didukung oleh Palo Alto Networks Prisma SASE 5G) memberikan contoh pendekatan ini, memadukan akses aman dengan konektivitas ke dalam satu layanan cloud. Akses Pribadi memberikan akses dengan hak paling rendah, dan T-SIMsecure mengautentikasi perangkat di lapisan SIM, memungkinkan verifikasi otomatis sensor IoT dan router 5G.

Evolusi Keamanan yang Didukung AI

Masa depan akan melihat AI tidak hanya berjalan di edge namun secara aktif mengamankan hal tersebut. Jaringan pemulihan mandiri dan mesin kebijakan adaptif akan mengoptimalkan lalu lintas, menyesuaikan segmentasi secara otomatis, dan mendeteksi anomali spesifik untuk setiap lokasi. Organisasi yang memodernisasi fondasi konektivitas dan keamanannya kini akan berada pada posisi terbaik untuk menskalakan AI dengan aman dan percaya diri.

Bisnis harus memprioritaskan pengintegrasian keamanan jaringan dan penerapan AI. Kesenjangan antara konektivitas dan keamanan semakin menyempit, namun langkah-langkah proaktif sangat penting untuk melindungi terhadap ancaman yang muncul dalam lanskap AI yang terdesentralisasi.