CEO Roblox, Dave Baszucki, tampak sangat frustrasi selama wawancara baru-baru ini dengan podcast Hard Fork The New York Times’ ketika ditanya tentang keselamatan anak di platform. Diskusi tersebut berpusat pada sistem verifikasi usia baru Roblox – yang melibatkan pemindaian wajah wajib bagi pengguna yang mengakses fitur perpesanan – namun dengan cepat berubah menjadi perdebatan sengit mengenai cara perusahaan menangani penyalahgunaan dan eksploitasi.
Sistem Verifikasi Usia
Baszucki menggambarkan proses verifikasi baru ini sebagai cara untuk memastikan pengguna memenuhi persyaratan usia minimum, namun ketika ditanya tentang laporan internal yang menyatakan bahwa perusahaan memprioritaskan pertumbuhan dibandingkan keselamatan, dia menjawab dengan acuh: “Menyenangkan. Mari kita teruskan ini.” Hal ini menunjukkan keengganan untuk terlibat dalam pengawasan kritis.
AI dan Keselamatan Anak
Percakapan menjadi tegang ketika pembawa acara podcast Kevin Roose menyarankan peningkatan model AI dapat meningkatkan keselamatan anak. Baszucki membalas, “Bagus, jadi kamu selaras dengan apa yang kita lakukan. Tos.” Nada ini menyiratkan sikap defensif dan bukan kolaborasi yang tulus.
Menghindari Pertanyaan Sulit
Sang CEO tiba-tiba mengalihkan pembicaraan kembali ke apresiasi pribadinya terhadap podcast tersebut, dengan menyatakan, “Saya datang ke sini karena saya menyukai podcast Anda dan datang untuk membicarakan segala hal… jika staf humas kita berkata, ‘Mari kita bicara tentang pembatasan usia selama satu jam,’ saya setuju, tetapi saya menyukai pod Anda. Saya pikir saya datang ke sini untuk membicarakan segalanya.” Pernyataan tersebut menunjukkan keinginan untuk mengontrol narasi dan menghindari topik yang tidak nyaman.
Wawancara ini menyoroti ketegangan yang berulang antara perusahaan teknologi dan regulator: perusahaan sering kali memprioritaskan ekspansi bisnis dibandingkan keselamatan pengguna termuda. Keengganan Roblox untuk mengatasi masalah ini secara menyeluruh menimbulkan pertanyaan tentang komitmennya dalam melindungi anak-anak di platformnya.
Insiden ini menggarisbawahi perlunya pengawasan yang lebih ketat terhadap lingkungan game online dan akuntabilitas yang lebih transparan dari para pemimpin teknologi.
