Organisasi industri seluler global GSMA dan Universitas Sains dan Teknologi Khalifa telah bermitra untuk memajukan TelecomGPT, model bahasa besar (LLM) yang dirancang khusus untuk sektor telekomunikasi. Kolaborasi ini, yang diluncurkan di MWC Doha, bertujuan untuk mengatasi keterbatasan AI untuk tujuan umum dalam menangani tantangan unik jaringan telekomunikasi, standar, dan pemecahan masalah.
Mengapa Ini Penting
Model AI yang ada kesulitan menangani tugas-tugas khusus telekomunikasi. LLM standar seperti GPT-4 sering kali gagal dalam menafsirkan standar 3GPP atau mendiagnosis masalah jaringan yang kompleks. Kesenjangan ini menyoroti perlunya alat AI khusus yang dapat secara efektif mengelola seluk-beluk infrastruktur telekomunikasi modern. Industri ini bergerak menuju operasi jaringan berbasis AI, dan AI yang andal dan akurat sangat penting untuk manajemen kesalahan dan pengambilan keputusan operasional.
Perkembangan Penting
Kemitraan ini akan merilis beberapa hasil utama:
- TelecomGPT Chat: LLM tingkat lanjut dengan antarmuka obrolan yang dihosting di LightOn.
- Grafik Pengetahuan Telco Terbuka: Basis data komprehensif yang berfokus pada dokumentasi 3GPP, dibuat menggunakan komputasi LightOn dan dihosting di Hugging Face.
- Tolok Ukur yang Diperluas: Tolok ukur industri baru akan memungkinkan evaluasi model AI telekomunikasi secara ketat, dengan fokus pada kinerja, efisiensi energi, dan latensi.
GSMA telah menetapkan Open-Telco LLM Benchmarks, sebuah platform kolaboratif bagi operator seluler untuk menguji dan memvalidasi LLM yang berfokus pada telekomunikasi. Inisiatif ini mencakup kinerja model pelacakan papan peringkat dan akan diperluas hingga mencakup metrik seperti efisiensi energi dan latensi waktu hingga token pertama.
Membangun Kesuksesan Sebelumnya
Kolaborasi ini dibangun berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pusat Penelitian 6G Universitas Khalifa, yang mengembangkan versi awal TelecomGPT pada tahun 2024. Model pertama tersebut mengungguli GPT-4, Llama-3, dan Mistral dalam tolok ukur khusus telekomunikasi, sehingga menunjukkan potensi pelatihan AI khusus.
GSMA juga menjalankan AI Telco Troubleshooting Challenge, yang mendorong masukan dari operator, peneliti, dan perusahaan rintisan untuk mengembangkan LLM yang mampu melakukan analisis akar permasalahan dan resolusi kesalahan jaringan.
Gambaran Lebih Besar
Perkembangan TelecomGPT 2.0 mencerminkan tren yang berkembang menuju AI khusus domain. Ketika industri semakin bergantung pada AI, kebutuhan akan model yang disesuaikan dengan tantangan unik mereka akan semakin meningkat. Kemitraan ini menempatkan sektor telekomunikasi sebagai pemimpin dalam bidang ini, memastikan bahwa alat AI tidak hanya cerdas, namun juga kompeten dalam bahasa jaringan dan standar.
Kolaborasi antara GSMA dan Universitas Khalifa mewakili langkah penting menuju potensi penuh AI dalam telekomunikasi, mendorong inovasi dan efisiensi dalam industri yang berkembang pesat.
